Monday, April 27, 2009

Setting Mikrotik RouterOS PPPoE Client Sebagai Gateway Telkom Speedy

Kita mulai setup dari modem adsl nya sebagai brigding protocol mode. Settingnya dapat anda temukan dari manual masing-masing modem. Contoh setting bridging protocol pada modem TECOM AR1031 pada menu Advance setup > WAN. Ikuti petunjuk gambar dibawah ini kemudian lakukan save/reboot.

bridging protocol on tecom ar1031

Selesai setting modem sebagai bridging yang tidak menyimpan password dan user ID anda di modem, bagi anda yang ingin mencoba mengganti IP address default modem bisa di konfigurasi terlebih dahulu melalui PC client. Caranya : kita ubah terlebih dahulu IP modem pada Advance Setup > LAN IP Address contoh 10.10.10.1 lakukan save/reboot. Kemudian lakukan pengubahan selanjutnya di IP client PC ke 10.10.10.2 selesai. Silahkan anda coba ketik di web browser anda IP modem (10.10.10.1). Berhasil?
Kita lanjut ke CPU Mikrotik RouterOS nya.

Tentukan IP Address masing-masing LAN card anda, misal LAN connector dari modem 10.10.10.2 (public), dan 192.168.1.1 ke jaringan lokal anda (lokal). Lakukan perintah ini terlebih dahulu jika anda ingin menspesifikasikan nama ethernet card anda.

interface ethernet set ether1 name=public
interface ethernet set ether2 name=lokal

Pastikan kembali dalam menentukan nama dan alur kabel tersebut, kemudian kita lanjut ke setting IP Address.

/ip address add address=10.10.10.2/24 interface=public
/ip address add address=192.168.1.1/24 interface=lokal
/ip address> print

Pastikan LAN card anda tidak dalam posisi disabled.

Selanjutnya anda bisa memasukkan entry PPPoE Client.

/interface pppoe-client add name=pppoe-user-mike user=mike password=123 interface=public service-name=internet disabled=no

Sebetulnya perintah diatas dapat anda lakukan di winbox, jika ingin lebih mudah sambil cek koneksi jaringan anda ke mikrotik.

Menentukan Gateway dan Routingnya dilanjutkan ke masquerading

/ip route add gateway=125.168.125.1 (IP Gateway Telkom Speedy anda)
/ip route print

IP gateway diatas belum tentu sama, lihat terlebih dahulu ip pppoe client anda. Jika anda belum yakin 100% ip client anda dan gateway nya, lakukan login dan dialing melalui modem anda terlebih dahulu bukan pada mode bridging seperti diatas. Pada menu Device Info akan tampil informasi Default Gateway dan IP client pppoe anda. Ok?
Selanjutnya masquerading, untuk penerusan perintah dari routing yang diteruskan ke nat firewall mikrotik untuk proses routing ke semua client yang terkoneksi

/ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade

Selesai.. tahap routing sudah terlaksanakan. Coba lakukan ping ke mikrotik dan gateway nya. Jika anda ingin sharing ke komputer client jangan lupa masukkan ip gateway pada settingan Network Connection (windows) sesuai dengan IP lokal pada mikrotik anda.

Banyak sekali settingan mikrotik yang dapat anda pelajari dari berbagai sumber. Jika terkesan terlalu rumit dengan sistem pengetikan anda bisa melakukannya dengan winbox mode, setiap tutorial yang anda butuhkan pun dapat anda copy dan paste ke winbox nya mikrotik.

Setting DNS dan Web Proxy Transparant

Input DNS dan web-proxy pun terasa lebih mudah di winbox mode, masukkan primary, secondary dan allow remote request nya, atau dengan perintah di terminal winbox.

/ip dns set primary-dns=203.130.206.250
/ip dns set primary-dns=202.134.2.5
/ip dns allow-remote-request=yes

/ip web-proxy set enabled=yes port=8080 hostname=proxy.koe transpa
rent-proxy=yes
/ip firewall nat add in-interface=lokal dst-port=80 protocol=tcp action=redirect to-ports=8080 chain=dstnat dst-address=!192.168.1.1/24

Link-link firewall pada mikrotik
http://www.mikrotik.com/testdocs/ros/2.9/ip/filter.php
http://wiki.mikrotik.com/wiki/Firewall

Setting Mikrotik

Tutorial Step By Step Seting MikroTik

MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi linux yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hostspot.

Ada pun fitur2 nya sbb:

* Firewall and NAT - stateful packet filtering; Peer-to-Peer protocol filtering; source and destination NAT; classification by source MAC, IP addresses (networks or a list of networks) and address types, port range, IP protocols, protocol options (ICMP type, TCP flags and MSS), interfaces, internal packet and connection marks, ToS (DSCP) byte, content, matching sequence/frequency, packet size, time and more…

* Routing - Static routing; Equal cost multi-path routing; Policy based routing (classification done in firewall); RIP v1 / v2, OSPF v2, BGP v4

* Data Rate Management - Hierarchical HTB QoS system with bursts; per IP / protocol / subnet / port / firewall mark; PCQ, RED, SFQ, FIFO queue; CIR, MIR, contention ratios, dynamic client rate equalizing (PCQ), bursts, Peer-to-Peer protocol limitation

* HotSpot - HotSpot Gateway with RADIUS authentication and accounting; true Plug-and-Play access for network users; data rate limitation; differentiated firewall; traffic quota; real-time status information; walled-garden; customized HTML login pages; iPass support; SSL secure authentication; advertisement support

* Point-to-Point tunneling protocols - PPTP, PPPoE and L2TP Access Concentrators and clients; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; MPPE encryption; compression for PPPoE; data rate limitation; differentiated firewall; PPPoE dial on demand

* Simple tunnels - IPIP tunnels, EoIP (Ethernet over IP)

* IPsec - IP security AH and ESP protocols; MODP Diffie-Hellman groups 1,2,5; MD5 and SHA1 hashing algorithms; DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256 encryption algorithms; Perfect Forwarding Secrecy (PFS) MODP groups 1,2,5

* Proxy - FTP and HTTP caching proxy server; HTTPS proxy; transparent DNS and HTTP proxying; SOCKS protocol support; DNS static entries; support for caching on a separate drive; access control lists; caching lists; parent proxy support

* DHCP - DHCP server per interface; DHCP relay; DHCP client; multiple DHCP networks; static and dynamic DHCP leases; RADIUS support

* VRRP - VRRP protocol for high availability

* UPnP - Universal Plug-and-Play support

* NTP - Network Time Protocol server and client; synchronization with
GPS system

* Monitoring/Accounting - IP traffic accounting, firewall actions logging, statistics graphs accessible via HTTP

* SNMP - read-only access

* M3P - MikroTik Packet Packer Protocol for Wireless links and Ethernet

* MNDP - MikroTik Neighbor Discovery Protocol; also supports Cisco Discovery Protocol (CDP)

* Tools - ping; traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dynamic DNS update tool

Layer 2 connectivity:

* Wireless - IEEE802.11a/b/g wireless client and access point (AP) modes; Nstreme and Nstreme2 proprietary protocols; Wireless Distribution System (WDS) support; virtual AP; 40 and 104 bit WEP; WPA pre-shared key authentication; access control list; authentication with RADIUS server; roaming (for wireless client); AP bridging

* Bridge - spanning tree protocol; multiple bridge interfaces; bridge firewalling, MAC

* VLAN - IEEE802.1q Virtual LAN support on Ethernet and wireless links; multiple VLANs; VLAN bridging

* Synchronous - V.35, V.24, E1/T1, X.21, DS3 (T3) media types; sync-PPP, Cisco HDLC, Frame Relay line protocols; ANSI-617d (ANDI or annex D) and Q933a (CCITT or annex A) Frame Relay LMI types

* Asynchronous - s*r*al PPP dial-in / dial-out; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; onboard s*r*al ports; modem pool with up to 128 ports; dial on demand

* ISDN - ISDN dial-in / dial-out; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; 128K bundle support; Cisco HDLC, x75i, x75ui, x75bui line protocols; dial on demand

* SDSL - Single-line DSL support; line termination and network termination modes

Instalasi dapat dilakukan pada Standard computer PC yang akan dijadikan router dan tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway.

Berikut spec_minimal nya :

* CPU dan motherboard - bisa dgn P1 ~ P4, AMD, cyrix asal yang bukan multi-prosesor

* RAM - minimum 32 MiB, maximum 1 GiB; 64 MiB atau lebih sangat dianjurkan, kalau mau sekalian dibuat proxy , dianjurkan 1GB… perbandingannya, 15MB di memori ada 1GB di proxy..

* HDD minimal 128MB parallel ATA atau Compact Flash, tidak dianjurkan menggunakan UFD, SCSI, apa lagi S-ATA (mungkin nanti Ver. 3.0)

* NIC 10/100 atau 100/1000

Untuk keperluan beban yang besar ( network yang kompleks, routing yang rumit dll) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.

Lebih lengkap bisa dilihat di www.mikrotik.com. Meskipun demikian Mikrotik bukanlah free software, artinya kita harus membeli licensi terhadap segala fasiltas yang disediakan. Free trial hanya untuk 24 jam saja.

Kita bisa membeli software MikroTik dalam bentuk “licence” di CITRAWEB, UFOAKSES, PC24 (atau download cracknya, he he he …) yang diinstall pada HardDisk yang sebelumnya download/dibuat MikroTik RouterOS ISO kekeping CD atau disk on module (DOM). Jika kita membeli DOM tidak perlu install tetapi tinggal pasang DOM pada slot IDE PC kita.

Langkah-langkah berikut adalah dasar-dasar setup mikrotik yang dikonfigurasikan untuk jaringan
sederhana sebagai gateway server.

1. Langkah pertama adalah install Mikrotik RouterOS pada PC atau pasang DOM.

2. Login Pada Mikrotik Routers melalui console :

MikroTik v2.9.39

Login: admin

Password: (kosongkan)

Sampai langkah ini kita sudah bisa masuk pada mesin Mikrotik. User default adalah admin dan tanpa password, tinggal ketik admin kemudian tekan tombol enter.

3. Untuk keamanan ganti password default

[admin@Mikrotik] > password

old password: *****

new password: *****

retype new password: *****

[admin@ Mikrotik] >

4. Mengganti nama Mikrotik Router, pada langkah ini nama server akan kita ganti menjadi
“r-WLI” (bebas, disesuaikan dengan nama jaringan kita…)

[admin@Mikrotik] > system identity set name=r-WLI

[admin@r-WLI] >

5. Melihat interface pada Mikrotik Router

[admin@r-WLI] > interface print

Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running

# NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU

0 R ether1 ether 0 0 1500

1 R ether2 ether 0 0 1500

[admin@r-WLI] >

6. Memberikan IP address pada interface Mikrotik. Misalkan ether1 akan kita gunakan untuk koneksi ke Internet dengan IP 192.168.0.1 dan ether2 akan kita gunakan untuk network local kita dengan IP 172.16.0.1

[admin@r-WLI] > ip address add address=192.168.0.1 /

netmask=255.255.255.0 interface=ether1

[admin@r-WLI] > ip address add address=172.16.0.1 /

netmask=255.255.255.0 interface=ether2

7. Melihat konfigurasi IP address yang sudah kita berikan

[admin@r-WLI] >ip address print

Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic

# ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE

0 192.168.0.1/24 192.168.0.0 192.168.0.63 ether1

1 172.16.0.1/24 172.16.0.0 172.16.0.255 ether2

[admin@r-WLI] >

8. Memberikan default Gateway, diasumsikan gateway untuk koneksi internet adalah 192.168.0.254

[admin@r-WLI] > /ip route add gateway=192.168.0.254

9. Melihat Tabel routing pada Mikrotik Routers

[admin@r-WLI] > ip route print

Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic,

C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf

# DST-ADDRESS PREF-SRC G GATEWAY DISTANCE INTERFACE

0 ADC 172.16.0.0/24 172.16.0.1 ether2

1 ADC 192.168.0.0/26 192.168.0.1 ether1

2 A S 0.0.0.0/0 r 192.168.0.254 ether1

[admin@r-WLI] >

10. Tes Ping ke Gateway untuk memastikan konfigurasi sudah benar

[admin@r-WLI] > ping 192.168.0.254

192.168.0.254 64 byte ping: ttl=64 time

11. Setup DNS pada Mikrotik Routers

[admin@r-WLI] > ip dns set primary-dns=192.168.0.10 /

allow-remoterequests=no

[admin@r-WLI] > ip dns set secondary-dns=192.168.0.11 /

allow-remoterequests=no

12. Melihat konfigurasi DNS

[admin@r-WLI] ip dns> pr

primary-dns: 192.168.0.10

secondary-dns: 192.168.0.11

allow-remote-requests: no

cache-size: 2048KiB

cache-max-ttl: 1w

cache-used: 21KiB

[admin@r-WLI] ip dns>

13. Tes untuk akses domain, misalnya dengan ping nama domain

[admin@r-WLI] > ping yahoo.com

216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms
10 packets transmitted, 10 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 571/571.0/571 ms
[admin@r-WLI] >

Jika sudah berhasil reply berarti seting DNS sudah benar.

14. Setup Masquerading, Jika Mikrotik akan kita pergunakan sebagai gateway server maka agar client computer pada network dapat terkoneksi ke internet perlu kita masquerading.

[admin@r-WLI]> ip firewall nat add action=masquerade /

outinterface=ether1 chain:srcnat

[admin@r-WLI] >

15. Melihat konfigurasi Masquerading

[admin@r-WLI]ip firewall nat print

Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic

0 chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade

[admin@r-WLI] >

Setelah langkah ini bisa dilakukan pemeriksaan untuk koneksi dari jaringan local. Dan jika berhasil berarti kita sudah berhasil melakukan instalasi MikroTik Router sebagai Gateway server. Setelah terkoneksi dengan jaringan Mikrotik dapat dimanage menggunakan WinBox yang bisa didownload dari MikroTik.com atau dari server mikrotik kita.

Misal Ip address server mikrotik kita 192.168.0.1, via browser buka http://192.168.0.1 dan download WinBox dari situ.
Jika kita menginginkan client mendapatkan IP address secara otomatis maka perlu kita setup dhcp server pada Mikrotik. Berikut langkah-langkahnya :

1. Buat IP address pool
/ip pool add name=dhcp-pool ranges=172.16.0.10-172.16.0.20

2. Tambahkan DHCP Network dan gatewaynya yang akan didistribusikan ke client Pada contoh ini networknya adalah 172.16.0.0/24 dan gatewaynya 172.16.0.1
/ip dhcp-server network add address=172.16.0.0/24 gateway=172.16.0.1

3. Tambahkan DHCP Server ( pada contoh ini dhcp diterapkan pada interface ether2 )
/ip dhcp-server add interface=ether2 address-pool=dhcp-pool

4. Lihat status DHCP server

[admin@r-WLI] > ip dhcp-server pr

Flags: X - disabled, I - invalid

# NAME INTERFACE RELAY ADDRESS-POOL LEASE-TIME ADD-ARP

x dhcp1 ether2 dhcp_pool1 4w2d yes

[admin@r-WLI] >

Tanda X menyatakan bahwa DHCP server belum enable maka perlu dienablekan terlebih dahulu pada langkah 5.

5. Jangan Lupa dibuat enable dulu dhcp servernya
/ip dhcp-server enable 0

Kemudian cek kembali dhcp-server seperti langkah 4, jika tanda X sudah tidak ada berarti sudah aktif.

6. Tes Dari client

Run dari Comman Prompt

Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.

C:\Documents and Settings\EsDat>ping www.yahoo.com

Pinging www.yahoo-ht3.akadns.net [69.147.114.210] with 32 bytes of data:

Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=34ms TTL=59
Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=24ms TTL=59
Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=41ms TTL=59
Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=29ms TTL=59

Ping statistics for 69.147.114.210:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 24ms, Maximum = 41ms, Average = 32ms

7. Untuk bandwith controller, bisa dengan sistem simple queue ataupun bisa dengan mangle

[admin@r-WLI] queue simple> add name=Komputer01 /

interface=ether2 target-address=172.16.0.1/24 max-limit=65536/131072

[admin@r-WLI] queue simple> add name=Komputer02 /

interface=ether2 target-address=172.16.0.2/24 max-limit=65536/131072

dan seterusnya…